Pemkab Garut Tutup Sementara Dapur MBG Diduga Jadi Sumber Keracunan di Kadungora

HAI GARUT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut terus melakukan berbagai langkah cepat dalam menangani kasus dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan warga, sebagian besar pelajar, di Kecamatan Kadungora. Hingga kini, tim kesehatan dan pihak terkait masih menelusuri penyebab utama kasus tersebut.
Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, menegaskan bahwa pemerintah daerah masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan sumber keracunan. Meski begitu, langkah preventif langsung dilakukan dengan menutup sementara dapur yang diduga kuat menjadi tempat pengolahan makanan atau minuman penyebab insiden ini.
“Penyebab pastinya kita belum bisa memastikan. Masih menunggu hasil penelitian lebih lanjut dari laboratorium. Namun, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, dapur yang diduga sebagai sumber keracunan sudah kita tutup sementara,” ujar Bupati Garut usai meninjau langsung kondisi korban di Puskesmas Kadungora, Selasa (30/9/2025).
Selain penutupan dapur, Pemkab Garut juga menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk memperketat pengawasan terhadap distribusi makanan dan minuman yang diberikan dalam program tertentu, termasuk program makan bergizi untuk siswa sekolah.
“Yang utama sekarang adalah memastikan kondisi korban mendapatkan penanganan medis terbaik. Kami sudah menugaskan tim medis di puskesmas maupun rumah sakit untuk memberikan pelayanan maksimal. Tidak boleh ada yang terabaikan,” tegasnya.
Data terbaru menyebutkan, total korban yang terdampak dugaan keracunan ini mencapai ratusan orang. Sebagian besar dirawat di Puskesmas Kadungora dan Leles, ada yang dirujuk ke rumah sakit, dan beberapa sudah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik.
Bupati juga menyampaikan bahwa kasus ini bukan hanya ditangani oleh Dinas Kesehatan, melainkan melibatkan lintas sektor, termasuk kepolisian, untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Penelusuran distribusi makanan, bahan baku, hingga proses pengolahan dilakukan guna memastikan tidak ada kelalaian.
“Kami harus tahu betul apa penyebabnya. Apakah dari bahan makanan, proses pengolahan, atau distribusi. Semua sedang diperiksa secara menyeluruh. Kita tidak mau kejadian serupa terulang kembali,” katanya.
Abdusy Syakur menambahkan, Pemkab Garut berkomitmen untuk terus meningkatkan standar keamanan pangan, terutama yang disalurkan dalam program pemerintah bagi masyarakat dan pelajar. Ia juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang, karena pemerintah menjamin setiap langkah pencegahan dilakukan dengan cepat dan tegas.
“Kasus ini menjadi pembelajaran penting bagi kita semua. Kita ingin memastikan bahwa setiap makanan dan minuman yang dibagikan kepada masyarakat benar-benar aman, sehat, dan tidak menimbulkan risiko,” pungkasnya.
Dengan adanya penutupan sementara dapur yang diduga menjadi sumber keracunan, diharapkan hasil penelitian yang keluar nanti bisa memberikan kejelasan dan menjadi dasar langkah selanjutnya, baik untuk pemulihan maupun peningkatan standar pengawasan pangan di Kabupaten Garut.






