Viral Siswi MTs di Garut Gendong Adiknya Berkebutuhan Khusus ke Sekolah, Diharap Dapat Perhatian Pemkab Garut

Tangkapan layar sebuah video yang memperlihatkan ketulusan seorang siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Garut

HAI GARUT – Sebuah video yang memperlihatkan ketulusan seorang siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Garut menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, siswi bernama Zulfa terlihat mengikuti pelajaran sambil menggendong adiknya yang merupakan penyandang down syndrome.

Video yang diunggah oleh akun TikTok @BangHelmiBahe dan disebarkan ulang oleh sejumlah akun lokal seperti @sekitargarut serta @garutdiemplease itu menuai simpati luas dari masyarakat. Banyak warganet yang tersentuh oleh semangat Zulfa yang tetap bersekolah meski harus merawat sang adik dalam kondisi keterbatasan.

Dalam rekaman berdurasi sekitar satu menit itu, tampak Zulfa duduk di bangku sekolah dengan raut wajah tenang, sementara adiknya tertidur di pelukan. Guru dan teman-temannya tampak beraktivitas seperti biasa di kelas, menunjukkan bahwa kebersamaan dan empati tumbuh di lingkungan sekolah tersebut.

Fenomena ini kemudian mendapat tanggapan dari penggiat media sosial Garut, Yadi Roqib Jabbar (YRJ). Ia menilai bahwa kisah Zulfa mencerminkan ketulusan dan tanggung jawab luar biasa seorang pelajar muda terhadap keluarganya.

“Jika video tersebut faktanya benar, saya haqqul yaqin Bupati Garut, H. Abdu Syakur Amin, akan merespons atas ketulusan hati serta tanggung jawab seorang siswi bernama Zulfa yang tetap bersemangat menuntut ilmu sambil merawat adiknya yang berkebutuhan khusus,” ujar Yadi, Minggu (26/10/2025).

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Garut di bawah kepemimpinan Bupati Abdu Syakur Amin memiliki visi “Garut Hebat” yang menekankan kepekaan terhadap isu kemanusiaan. Ia berharap Pemkab segera menindaklanjuti kasus ini agar Zulfa dan keluarganya memperoleh perhatian dan dukungan yang layak — baik dari sisi pendidikan maupun sosial.

“Kemanusiaan adalah panggilan nurani. Pemerintah hadir bukan hanya untuk membangun infrastruktur, tapi juga untuk memastikan setiap warga — terutama mereka yang berjuang dalam keterbatasan — mendapatkan kesempatan dan perhatian yang setara,” tegas Yadi.

Ia juga menambahkan bahwa langkah cepat dari pemerintah daerah harus dilakukan melalui koordinasi lintas sektor, mulai dari pihak sekolah, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, hingga Dinas Sosial, agar keberlanjutan pendidikan Zulfa tidak terganggu dan kondisi adiknya dapat diperhatikan secara medis maupun sosial.

Kisah ini menjadi pengingat penting tentang nilai empati dan tanggung jawab sosial di kalangan pelajar. Di tengah banyaknya tantangan ekonomi dan sosial, semangat Zulfa menunjukkan bahwa perjuangan untuk menuntut ilmu bisa berjalan seiring dengan kasih sayang terhadap keluarga.

Beberapa warga juga menyerukan agar masyarakat turut berperan aktif memberikan bantuan atau dukungan moral kepada keluarga Zulfa. Mereka menilai bahwa kisah kemanusiaan seperti ini seharusnya tidak hanya menjadi viral sesaat, tetapi ditindaklanjuti dengan kebijakan nyata dari pemerintah dan masyarakat.

“Kisah seperti ini harus membuka mata kita semua. Masih banyak anak di Garut yang menghadapi keterbatasan, tapi semangat mereka luar biasa. Sudah seharusnya kita bergandengan tangan membantu,” ujar salah satu warganet dalam kolom komentar.

Kini publik menantikan langkah nyata dari Pemkab Garut. Diharapkan perhatian yang diberikan bukan hanya berupa bantuan material, tetapi juga pendampingan berkelanjutan bagi Zulfa, keluarganya, serta adiknya yang berkebutuhan khusus.

Kisah Zulfa menjadi potret kecil dari ketulusan, tanggung jawab, dan kekuatan cinta dalam keluarga sederhana di Garut, sekaligus cermin bahwa nilai kemanusiaan sejati masih hidup di tengah masyarakat. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup