Sejarah Batu Akik: Dari Simbol Spiritual Kuno hingga Tren Gaya Hidup Modern

HAI GARUT — Batu akik kembali mencuri perhatian di tengah tren gaya hidup modern. Namun, jauh sebelum menjadi aksesori fashion, batu akik telah memiliki perjalanan sejarah panjang yang sarat makna. Dari masa kerajaan kuno hingga era digital, batu akik tidak sekadar batu hias, melainkan simbol budaya, spiritualitas, dan keindahan alam yang abadi.
Akar Sejarah Batu Akik di Dunia dan Nusantara
Jejak penggunaan batu akik sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Di Mesir Kuno, batu akik dipercaya sebagai pelindung dari roh jahat sekaligus simbol kekuatan dan keberanian. Di Yunani dan Romawi, batu ini menjadi jimat keberuntungan yang diyakini mampu melindungi pemakainya dari bahaya.
Sementara di Nusantara, batu akik telah dikenal sejak masa kerajaan Majapahit dan Mataram. Para bangsawan mengenakan cincin akik sebagai lambang kewibawaan serta penolak bala. Dalam naskah-naskah kuno, batu seperti panca warna, kecubung, dan bacan disebut memiliki “daya hidup” atau energi spiritual yang melambangkan kekuatan alam semesta.
Ledakan Tren Batu Akik di Era Modern
Fenomena demam batu akik melanda Indonesia pada tahun 2014 hingga 2016. Dari pasar tradisional hingga media sosial, batu akik menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan. Kolektor, pejabat, hingga anak muda ramai-ramai berburu batu langka seperti Bacan Halmahera, Kalimosodo Jawa Timur, Lumut Sungai Dareh dari Sumatera Barat, dan Kalimaya Banten.
Lonjakan minat masyarakat tersebut ikut menggairahkan ekonomi lokal. Banyak pengrajin dan penambang batu di daerah seperti Garut, Sukabumi, dan Kalimantan menikmati berkah dari maraknya permintaan batu akik.
“Batu akik bukan sekadar tren, tapi warisan budaya Indonesia yang harus dijaga,” ujar salah satu pengrajin batu akik asal Garut.
Makna dan Energi di Balik Keindahan Batu Akik
Setiap jenis batu akik dipercaya memiliki makna dan energi tersendiri:
Bacan: Melambangkan keberanian, kharisma, dan kepercayaan diri.
Kecubung (Amethyst): Dipercaya mampu menenangkan pikiran dan menjauhkan dari aura negatif.
Lumut Sungai Dareh: Simbol ketenangan, keseimbangan, dan kesabaran.
Kalimosodo: Dikenal memiliki energi spiritual untuk perlindungan dan keberkahan.
Meskipun sebagian masyarakat memandangnya hanya sebagai mitos, tidak sedikit yang masih mempercayai kekuatan energi batu akik sebagai media meditasi dan penyeimbang diri.
Dari Nilai Mistis ke Estetika Modern
Kini, batu akik mengalami transformasi makna. Jika dulu lekat dengan nilai mistis, kini batu akik tampil sebagai bagian dari gaya hidup modern. Desainer perhiasan muda mulai memadukan batu akik dengan desain kontemporer seperti cincin minimalis, gelang unisex, dan kalung kasual.
Media sosial juga berperan besar dalam menghidupkan kembali pesona batu akik. Unggahan foto dengan pantulan warna alami batu sering viral di Instagram dan TikTok, menjadikan batu akik bukan hanya simbol spiritual, tetapi juga ekspresi gaya dan kepribadian.
Warisan Alam dan Budaya yang Tak Lekang Waktu
Batu akik adalah warisan budaya dan alam Indonesia yang memiliki nilai estetika sekaligus spiritual. Dari tangan pengrajin tradisional hingga desainer modern, batu akik terus memantulkan pesona lokal yang tidak lekang oleh zaman.
Sebagai bagian dari identitas bangsa, batu akik menjadi bukti bahwa kekayaan alam Indonesia selalu punya tempat di hati masyarakat dari masa lalu, kini, hingga masa depan.
Penulis: Roni Faisal Adam






