Tiga Exit Tol Getaci Ditolak Pemerintah, Satu Kota di Priangan Timur Gigit Jari

Tol Getaci. (Foto : Ekonomi Bisnis)

HAI GARUT – Rencana pembangunan Jalan Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap (Tol Getaci) terus menunjukkan perkembangan signifikan. Proyek yang digadang-gadang akan menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia ini dipastikan masuk dalam daftar lelang tahun 2026. Tol Getaci akan dilelang bersamaan dengan 18 proyek tol lainnya dengan total nilai investasi mencapai Rp 408,68 triliun.

Kehadiran Tol Getaci sangat dinantikan masyarakat Jawa Barat bagian timur, khususnya wilayah Priangan Timur, karena diyakini akan membuka akses baru, meningkatkan konektivitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Namun, di tengah antusiasme itu muncul kabar kurang menggembirakan bagi salah satu kota yang sebelumnya berharap menjadi lokasi exit tol.

Pemerintah menolak tiga usulan tambahan exit Tol Getaci. Alasannya, trase jalan tol pertama yang menghubungkan Gedebage hingga Cilacap sudah ditentukan sejak awal, sehingga perubahan jalur dianggap tidak memungkinkan lagi. Keputusan ini membuat salah satu kota yang telah menyiapkan perencanaan tata kota untuk menyambut kehadiran exit tol harus rela gigit jari karena tidak akan dilewati jalur tersebut.

Padahal, sejak 2019, pemerintah daerah setempat sudah menaruh harapan besar terhadap proyek strategis nasional itu. Kala itu, Gubernur Jawa Barat saat itu, Ridwan Kamil, bahkan sempat mengumpulkan para kepala daerah yang wilayahnya dilalui Tol Getaci. Dalam pertemuan tersebut ditegaskan bahwa setelah penentuan awal, trase tol tidak akan mengalami perubahan. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar pemerintah pusat untuk menolak tambahan tiga exit yang diajukan belakangan.

Meski begitu, pembangunan Tol Getaci tetap diharapkan membawa dampak positif yang luas. Wilayah yang dilewati jalur ini diprediksi akan mengalami pertumbuhan sektor properti, logistik, hingga pariwisata. Selain itu, keberadaan tol juga diyakini mampu memangkas waktu tempuh dari Bandung menuju Cilacap secara signifikan, sekaligus mengurangi beban lalu lintas di jalur selatan Jawa yang selama ini dikenal padat.

Bagi kota yang tidak dilewati, tentu keputusan ini menjadi pukulan tersendiri. Pemerintah daerah setempat perlu melakukan evaluasi ulang rencana tata ruang dan strategi pembangunan yang sebelumnya telah disiapkan. Meski tidak mendapatkan akses langsung, daerah tersebut masih dapat memanfaatkan kedekatan dengan exit terdekat untuk tetap terkoneksi dengan jalur ekonomi baru yang terbuka.

Seiring berjalannya waktu, masyarakat masih menanti kepastian teknis pelaksanaan lelang pada 2026 mendatang. Jika sesuai rencana, Tol Getaci akan menjadi salah satu proyek infrastruktur paling ambisius di Indonesia yang diharapkan mampu mempercepat pembangunan wilayah selatan Jawa.(FR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup